Sabtu, 28 Juni 2014

Jangan Katakan Cinta

Ehm.. sebenarnya boleh nggak sih jatuh cinta?
Cinta atau lebih dekatnya kasih sayang bagian yang tak terpisahkan dari makhluk hidup, khususnya manusia. Rasa cintamerupakan manifestasi atau penjelmaan dari naluri saling mencintai atau bahasa kerennya gharizah nau’. Seperti cinta pada orang tua, kakak, adik, kakek, nenek, teman dan sesama manusia adalah manifestasi gharizah nau’. Jadi pada intinya boleh aja tuh jatuh cinta. Tapiiiii.. cinta yang bagaimana dan cinta pada siapa dulu donk? Cinta ama orang tua, it’s ok. Cinta ama keluarga, of course. Cinta ama suami, that’s right. Kalau cinta ama pacar, you must stop it!! Sepertinya entar dulu dech loq masalah cinta ama pacar. Yang sering jadi trouble dikalangan younger, jomblowan and jomblowati nih umumnya terkait dengan cinta (mahabbah) ama lawan jenis. Ketika ada yang bilang I luv u aja, ntah I luph u, pokoknya apalah yang penting intinya dia menyatakan cinta padamu. Pasti dah kebayang lagunya Josh Groban: When you say u love me, 4 a moment, there’s no one else alive. Yang kebayang sepertinya cuma dia dan aku seorang, yang lainnya kagak kelihatan. Dunia terasa milik berdua, yang lainnya pada nge-kos alias numpang....

Yach.. itulah cinta kadang cinta bisa bikin buta mata hati tidak hanya bikin buta mata indra saja. Orang yang lagi jatuh cinta alias falling in love, apa lagi sampek jatuh cinta yang membutakan mata hati. Ia pasti akan membela mati-matian orang yang dia cintai walaupun perbuatannya itu jelas-jelas salah. Cuek aja liat doi bolong-bolong shalatnya bahkan bangga kalau si doi kagak shalat karena abiz nemenin dia jalan sehari-harian. Enjoy aja kalau doi ikut tawuran di sekolah atau di kampus gara-gara nggak terima kalah tanding bola kaki. Stay cool aja liat doi pake celana bolong-bolong keq celana digigit tikus biar ada alasan kagak bisa shalat ntar. Santai aja liat doi berantem. Malah doi disebut super hero. Nau’dzu billah. Rela mati untuk dia seperti di film Romeo dan Juliet karya Shakespeare. Atau rela patah hati alias broken heart tiada akhir kayak Shah Rukh Khan  dalam film kolosal Davdas. Film-film dari negara tempat dimana Taj Mahal berada memang gudangnya pemberi inspirasi bagi para pecandu cinta buta. Seolah-olah love is everything. Walaupun cerita itu bohong-bohongan doank. Cinta seperti ini biasanya akan berujung tragis n sadis. Dan hanya membuat kamu nangis darah. Hu..hu..hu..

Kata Aristoteles “Cinta Itu Buta” itu adalah kebodohan yang membalikkan hati yang hampa, sehingga tidak lagi memikirkan urusan perniagaan dan pekerjaan. Cinta buta adalah cinta yang buta untuk melihat aib orang yang dicintai.” Nah lho..

Kalau kamu pacaran terus kamu malas sekolah atau ngampus, plus nilainya jeblok, apalagi sampek ibadahmu berkurang. Wah itu bisa jadi diprediksi bahwa itu adalah tanda-tanda cinta buta. Cinta buta itu membuang energi dan waktu kita jadi sia-sia.

Jatuh cinta sih sah-sah aja, tapiiiiiiiii.... (pake i-nya biar banyak ya biar mantep)
So, agar cinta itu jadi super power. Maka perlu ditempatkan pada tempatnya karena segala sesuatu yang tidak ditempatkan pada tempatnya pasti kagak enak kan? Begitu juga dengan cinta yang merupakan anugerah terbesar dari  Yang Maha Kuasa tentu harus ditempatkan pada tempatnya juga agar cinta yang demikian akan berbuah cinta sejati. Bagaimana sih Cinta Sejati itu..

Suatu hari Aristoteles bertanya pada gurunya: Apakah cinta sejati itu..?
Gurunya menjawab: Berjalanlah lurus di taman bunga yang luas. Petiklah satu bunga yang terindah menurutmu dan jangan pernah sekali-kali berbalik kebelakang.
Aristoteles melaksanakannya dan kembali dengan tangan yang hampa.
Guru berkata: Mana bunganya..?

Aristoteles menjawab: Aku tak bisa mendapatkannya, sebenarnya aku telah menemukannya tapi aku berpikir didepan pasti masih ada yang lebih bagus lagi. Maka ketika aku telah sampai diujung taman aku baru sadar bahwa bunga yang kutemui pertama tadilah yang terbaik, tapi aku tak bisa kembali lagi kebelakang.

Guru menjawab: seperti itulah cinta senjati. Semakin kamu mencari yang sempurna maka kamu tidak akan pernah menemukannya. Oleh karena itu, jangan pernah sia-siakan cinta yang tumbuh dihatimu.

Begitulah cinta sejati semakin kamu ingin mencari yang sempurna dan terbaik maka disaat itulah kamu tidak akan pernah menemukannya. Sedangkan dalam Islam cinta sejati itu adalah cinta yang disandarkan pada Allah SWT. So, kita mencintai seseorang bukan karena kecantikannya, kesempurnaannya, hartanya, atau apakah dia anak pejabat, tapi yang paling penting adalah agamanya. Itulah cinta yang akan membawa kita kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.