Rabu, 26 November 2014

Di ujung Sajadah

Hanya sajadah ini yang menemaniku tiap malam-malam sepi dan lantunan adzan subuh yang mampu menghibur hati.

Ya Rabb, aku berdoa dengan tunduk ke arah kiblat-Mu, jagalah ia yang aku rindu.
Ya Rabb, aku memohon dengan tasbih di tangan ini, dengan menyebut nama-nama indah-Mu, Ridhoi ia yang aku tuju.
Ya Rabb, aku bersujud dengan segarnya air wudhu yang masih melekat di tubuh ini, maafilah ia yang telah menyakiti.

Dengan segala ketulusan hati aku pasrah pada-Mu ya Illahi, hanya dengan-Mu aku mencurah
akan isi hati.
Betapa aku ingin memaki diri ini yang tak bisa melupai, aku bukanlah Ulul Azmi yang sanggup menahan segala cobaan-Mu dan aku bukanlah utusan akhir yang selalu mematuhi perintah-Mu. Aku yang lemah hanya ingin mengobati hati ini meskipun tertatih.

Dan untukmu yang telah melukai,
Di ujung sejadah ini pernah aku merindukanmu dalam doa-doaku pada-Nya,
Di ujung sajadah ini pernah aku tersungkur tak berdaya meratapi keadaanku,
Di ujung sajadah ini pernah aku bersujud meneteskan air mata dan di ujung sajadah ini aku pernah mendapatkan namamu dalam ujung-ujung malam-Nya.


Untukmu semoga Dia selalu memberikan yang terbaik bagimu.
Biarlah dengan tertatih ku rangkai kembali jahitan luka di hati ini.
Aku hanya bisa pasrah kepada Dia yang di atas.
Semoga  luka ini mampu menghapus dosa di antara kita.
Ku tak sedikit pun menaruh benci apa lagi dendam  karena aku sadar kalau aku hanyalah sobekan kertas di jalanan yang sudah kusam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar