Selasa, 03 April 2012

ILMU LUGHAH

LINGUISTIK DAN KAJIANNYA

1. PENGERTIAN
Linguistik berarti ilmu bahasa. Kata “linguistik” berasal dari kata Latin yaitu lingua (bahasa). Dalam bahasa-bahasa “Roman” (yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa Latin) masih ada kata-kata serupa dengan lingua, yaitu langue dan langage dalam bahasa Perancis dan lingua dalam bahasa Itali. Bahasa Inggris memungut dari bahasa Perancis kata yang kini menjadi language. Istilah “linguistics” dalam bahasa Inggris berkaitan dengan kata language itu, seperti dalam bahasa Perancis istilah linguistique berkaitan dengan langage. Dalam bahasa Indonesia “linguistik” adalah bidang ilmu bahasa.[1]
Langacker mengatakan, “Linguistics is the study of human language”. Menurutnya linguistik adalah studi bahasa manusia. Lyons berpenbisa: “Linguistics may be defined as the scientific study of language”. Dengan kata lain linguistik adalah studi ilmiah tentang bahasa. Hal yang sama dikatakan oleh Stork dan Widdowson yang mengatakan,”Linguistics is the study of language”. Linguistik adalah studi tentang bahasa.
Berdasarkan batasan-batasan yang dikemukakan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa linguistik adalah studi bahasa manusia secara ilmiah. Dengan mempelajari linguistik berarti kita mempelajari teori bahasa pada umumnya dan bukan teori bahasa tertentu. Dengan mempelajari linguistik kitra mendbisa keterangan tentang objeknya, tataran-tatarannya, struktur bahasanya, sejarahnya, dan teori tentang aliran yang berkembang ddlam linguistik. Pendek kata teori bahasa pada umumnya.

2. OBJEK LINGUISTIK
Bertitik tolak dari definisi yang dikutip di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa objek linguistik adalah bahasa. Kita pun harus berhati-hati di sini, sebab yang dimaksud bahasa dalam pengertian ini, adalah bahasa manusia. Manusia yang dimaksud pun adalah manusia yang normal dan dewasa. Bahasa orang gila dan bahasa anak kecil tidak dibahas dalam linguistik. Bahasa anak kecil lebih banyak dibicarakan dalam psikologis, namun persoalan pemerolehan bahasa dan belajar bahasa biasanya dibicarakan dalam linguistik, dalam hal ini dalam psikolinguistik serta dalam linguistik terapan.
Akan tetapi pengertian bahasa yang bagaimana yang menjadi objek linguistik tersebut belum tentu jelas. Karena itu marilah kita teliti berbagai arti yang dimiliki istilah “bahasa” itu.
Pertama, istilah bahasa sering dipakai dalam arti kiasan, seperti dalam ungkapan “bahasa tari”, “bahasa alami”, “bahasa tubuh”, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa arti kiasan seperti itu tidak termasuk arti istilah “bahasa” dalam ilmu linguistik.
Kedua, ada pengertian istilah bahasa dalam ungkapan seperti “ilmu bahasa”, “bahasa Indonesia”, “bahasa Arab”, “bahasa Inggris”, dan lain sebagainya. Hanya dalam pengertian kedua inilah bahasa menjadi objek ilmu linguistik. Di samping itu, kita juga membeddakan bahasa tutur dan bahasa tulis. Bahasa tulis bisa disebut “turunan” dari bahasa tutur. Bahasa tutur merupakan objek primer ilmu linguistik. Sedangkan bahasa tutur merupakan objek sekunder linguistik.[2]

3. SUBDISIPLIN LINGUISTIK
Antilla mengatakan bahwa secara tradisional linguistik bisa dibagi atas (i) deskriptif, (ii) historis, dan (iii) komparatif. Linguistik deskriptif memformulasikan struktur bahasa sesuai apa adanya yang berlaku sekarang ini. Linguistik historis atau yang biasa disebut linguistik diakronis adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dari tahun ke tahun, sedangkan linguistik komparatif adalah subdisiplin linguistik yang bertugas menetapkan tingkat hubungan antara dua bahasa atau lebih dan berusaha merekonstruksi bahasa pada awalnya yang disebut bahasa proto.
Lansacker menyebut linguistik deskriptif, historis, antropologis, psikologistik, dan terrapan. Sedangkan Pateda membagi linguistik berdasarkan (i) pembidangnya, (ii) sifat telaahnya, (iii) pendekatan objeknya, (iv) instrumen, (v) ilmu-ilmu lain, (vi) penerapannya, dan (vii) aliran dan teori yang mendasarinya.
Dilihat dari segi pembidangnya, linguistik bisa dibagi atas linguistik umum, terapan, teoritis, dan konstratif. Sedangkan dilihat dari segi instrumen yang digunakan, linguistik bisa disebut adanya linguistik komputer. Selanjutnya dilihat dari segi hubungannya dengan ilmu-ilmu yang lain, dikenal psikologuistik, sosiolinguistik, antropolinguistik, etnolinguistik, statiskolinguistik, neurolinguistik, biolinguistik dan linguistik aljabar.
Dilihat dari segi penerapannya, di dalam linguistik dikenal istilah linguistik terapan, dalektologi, leksikologi, dan leksikostatisitik. Sedangkan dilihat dari segi aliran atau teori yang mendasarinya, linguistik bisa dibagi atas lingusitik struktural dan linguistik transformasi. Demikianlah subdisiplin linguistik. Dari sini kita tahu bahwa akar dari anallisis kontrastif adalah linguistik kontrastif yang merupakan subdisiplin linguistik dilihat dari segi pendekatan objeknya.

4. BIDANG-BIDANG LINGUISTIK
Linguistik terdiri atas tiga tataran atau hierarki, yaitu: (1) tataran fonologikal, (2) tataran gramatikal, dan (3) tataran referensial. Berdasarkan hal itu, maka pembiddangan linguistik didasarkan juga atas tataran tersebut. Tataran fonologikal pada bidang fonologi. Tataran gramatikal meliputi bidang morfologi dan sintaksis. Tataran referensial pada bidang semantik. Berikut ini penjelasan singkat empat bidang tersebut.

A. FONOLOGI
Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum, baik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa menghiraukan arti maupun tidak. Ilmu bahasa yang mempelajari bunyi bahasa tanpa menghiraukan arti disebut fonetik, sedangkan ilmu bahasa yang mempelajari bunyi bahasa yang membedakan arti disebut fonemik.

B. MORFOLOGI
Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari bentuk dan pembentukan kata. Tataran terendah yang dipelajari oleh morfologi adalah morfem, sedangkan tataran tertinggi yang dipelajari adalah kata kompleks.

C. SEMANTIK
Semantik adalah biddang linguistik yang mempelajari makna secar umum, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Arti leksikal adalah arti yang dimiliki oleh kata atau leksikon itu sendiri. Arti gramatikal bukan hanya arti yang timbul oleh prosede morfologis seperti kebanyakan dikemukakan orang, akan tetapi dalam struktur gramatikal maupun arti keseluruhan struktur gramatikal, baik struktur kata, frasa, klausa, kalimat, alenia, maupun wacana.
Demikian keterangan sekitar keempat bidang yang dimiliki linguistik. Berikut ini keterangan lebih lanjut tentang sintaksis yang merupakan fokus skripsi ini.

D. SINTAKSIS
             Menurut aliran struktural, sintaksis bisa diartikan sebagai bidang linguistik yang mempelajari tata susun frasa sampai kalimat. Dengan demikian ada tiga tataran gramatikal yang menjadi garapan sintaksis yaitu: frasa, klausa, dan kalimat.
             Telah kita ketahui bersama bahwa morfologi mempelajari satuan gramatika terkecil yang mempunyai arti, atau dengan perkataan lain bagian terkecil yang mempunyai arti dari kalimat.[3] Bagaimana proses penggabungan morfem-morfem atau kata-kata dari kalimat, inilah yang menjadi cakupan pembahasan sintaksis.

1. Tautan Sintaksis
            Kata-kata sebagai pembentuk kesatuan kalimat antara yang satu dengan yang lain mempunyai tautan sintaksis yang terbagi atas: (1) positional relations, (2) relations of co-occurance, dan (3) relations of substitutability.[4]

2. Transformasi
            Dari pendekatan kaum struktural kita melihat bahwa dalam menganalisis kalimat, kalimat itu diurai menjadi beberapa bagian dan setiap bagian ini dijelaskan fungsinya, tepatnya dianalisis berdasarkan kenyataan sintaksis dan morfologis. Pendekatan ini biasa juga disebut taxonomic syntactic theory.[5]




[1] J.W.M. Verhaar, Asas-asas Linguistik Umum, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press), hal 5
[2] Op. Cit., J.W.M. Verhaar, h. 7.
[3] A. Chaedar Alwasilah, Linguistik Suatu Pengantar, (Bandung: Angkasa), hal. 104
[4] Ibid., h. 106.
[5] Ibid., h. 120.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar